KABAR GEMBIRA DARI SEKRETARIS JENDERAL PBB, MR. ANTONIO GUTERRES TENTANG WEST PAPUA
|
Peta Papua, 7 wilayah Adat |
Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman
1. Pendahuluan
Pemerintah Republik Indonesia boleh saja menipu/berbohong kepada komunitas internasional tentang persoalan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Negara selama 56 tahun sejak 1 Mei 1963. Selama lima dekade lebih komunitas internasional menyaksikan kebohongan-kebohongan pemerintah Indonesia di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahkan di forum-forum terhormat lain.
Seperti disampaikan H.Muhammad Jusuf Kalla wakil Presiden Republik Indonesia di forum PBB pada 27 September 2018 di New York Amerika Serikat.
"Ada Negara, ya kalau kita sebut di sini seperti Vanuatu, itu yang selalu munculkan isu yang tidak benar tentang pelanggaran HAM, tentang tidak sahnya bergabungnya Papua ke Indonesia, itukan melanggar prinsip-prinsip PBB itu sendiri."
Walaupun pemerintah Indonesia membela diri di forum PBB bahwa tidak ada pelanggaran HAM di West Papua, bagi pemerintah Vanuatu mempunyai keyakinan yang kokoh dengan bukti-bukti yang kuat bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan pelanggaran berat HAM di West Papua dan melakukan proses pemusnahan Penduduk Asli Papua dengan sistematis, terstruktur dan masif.
2. Daud dan raja Goliat di forum PBB
Kita Suci orang Kristen, Alkitab bahkan dalam Kitab Suci orang Muslim, Al-Quran berbicara kisah si kecil Daud dan raja Goliat.
Vanuatu sebuah Negara kecil di kawasan Pasifik ini ibaratkan si Daud kecil sedang berhadapan dengan raja Goliat/raja Firaun Moderen Indonesia yang angkuh, sombong dan penipu.
Indonesia bagaikan raja Goliat/raja Firaun tampil dan mengatakan kepada si Daud kecil kepada Vanuatu:
"Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat? Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang" ( 1 Samuel 17:43-44).
Sementara Vanuatu sikecil Daud mengatakan kepada Indonesia si raja Goliat:
"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tongkat dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu. Hari ini juga TUHAN menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel, Vanuatu, West Papua mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ( komunitas internasional, PBB, Indonesia) ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing (bukan dengan PENIPUAN/KEBOHONGAN). Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami" (1 Samuel 17:45-47).
Pemerintah Indonesia si raja Goliat yang angkuh dan sombong berbicara di komunitas global dengan berbasis kebohongan dan penipuan. Sementara pemerintah Vanuatu sikecil Daud menyampaikan kepada komunitas Internasional dengan cara yang elegan, santun, terhormat, simpatik, bermartabat berdasakan kebenaran data, fakta dan bukti.
Vanuatu sebuah Negara kecil di kawasan Pasifik mempunyai reputasi Internasional. Pada saat membela yang tertindas, ia bangsa yang terhormat di mata PBB. Contohnya: Waktu Timor Timur (sekarang: Timor Leste) berjuang di PBB, Negara Vanuatu adalah yang terdepan membela dan mendukung saudara-saudaranya di Timor Leste.
Hari ini, Negara yang sama dengan reputasi Internasionalnya mengijinkan saudara-saudara serumpun/ satu ras, satu etnis Melanesia di West Papua untuk duduk disayapnya dan terbangkan West Papua ke MSG, ke PIF, ke ACP dan ke PBB, bahkan pada Sabtu, 18 Mei 2019 mendapat kunjungan kehormatan sahabat lama pemerintah Vanuatu yang bersama-sama bahu-membahu pernah berjuang nasib Timor Leste untuk merdeka dari Indonesia di Forum PBB, tidak lain ialah Mr. Antonio Guterres adalah Sekretaris Jenderal PBB saat ini.
3. Sekjend PBB Mr. Antonio Guterres bersuara tentang West Papua.
Pada saat Mr. Antiono Guterres mengadakan kunjungan ke Vanuatu, salah satu keprihatinan Sekjend PBB ialah persoalan pelanggaran berat HAM di West Papua. Sekjend PBB akan mendesak Indonesia untuk deledasi PBB berkunjung ke West Papua.
Kepada SBS News, Mr. Guterres menegaskan keprihatinannya tentang kejahatan kemanusiaan di West Papua. Daily Post-VMM-Vanuatu Media pada 20 Mei 2019 melaporkan:
"Mr Antonio Guterres gave little more than lip-service to West Papua and other concerns, but he spoke passionately about the energing climate emergency."
Artinya Mr. Antonio Guterres memberikan perhatian lebih sedikit daripada basah-basih/omongan belaka dan keprihatinan lainnya, tetapi ia berbicara lebih dalam tentang bahaya perubahan iklim."
4. Kesimpulannya
Persoalan kemanusiaan, ketidakadilan, kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah Indonesia selama 56 tahun, pemusnahan etnis Orang Asli Papua, peminggiran (marginalisasi) OAP, perampasan tanah Penduduk Asli Papua, perampasan hak politik OAP dan operasi militer Indonesia di Nduga sudah menjadi persoalan komunitas internasional. Dengan kata lain, masalah West Papua menjadi persoalan PBB.
Karena itu, Pemerintah Republik Indonesia segera dan tanpa syarat mengadakan perundingan politik antara RI-ULMWP yang dimediasi PBB.
Doa dan harapan penulis, tulisan singkat ini menjadi berkat bagi Anda yang membacanya.
Ita Wakhu Purom, 22 Mei 2019.
Penulis: 1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua.
2. Ketua Seminari Baptis NORMSHED Ita Wakhu Purom.