About Aping

Monday, 3 June 2019

PANITIA PMB TAHUN 2019 BAYAR UANG MUKA SEWA TEMPAT

Foto bersama pemilik Tempat, sembahe bawa
(dijamu dengan makanan) 

Hari Senin,  3 juni 2019 Panitia PMB tahun 2019 berkunjung untuk membayar uang muka Atau panjar sewa tempat acara PMB tahun 2019. Hari panjar sewa tempat PMB Tahun 2019 ini merupakan hasil keputusan terakhir setelah survei Beberapa tempat lain juga. Panitia PMB sudah fixkan bayar DP untuk sembahe bawa Karena Ada sound sistem Dan kolasi juga luas Dan kalau Ada keperluan lain, Kita bisah kordinasi langsung dengan pemilik tempat sehingga mereka bisah sediakan dengan cepat,  jelaskan Yance Emany (selaku ketua PMB 2019).

Biar tetap memiliki rasa tanggung jawab Dan beban,  maka pada saat bayar DP tempat PMB Tahun 2019 ini juga Kami dikawal oleh Carles Wenda (selalu kordinator PTT), Dan ikut juga Ismail Iba (selalu kordinator Acara), Yohana Tabuni (sebagai Bendahara 1), Arsina Hilapok (sebagai kordinator Bidang kesehatan) , Rosalina Mansawan (sebagai sekertaris),  Dan saya sendiri Abang sudah Taulah, jelas Ketua PMB (Yance Emany).

Panjar uang DP 1.500.00 itu dikeluarkan oleh Yohana Tabuni (Bendahara)  Dan diserahkan oleh Carles Wenda (kordinator PTT).  Carles yang Lebih banyak Tanya - Tanya tentang keadaan lokasi , larangan,  Dan Cara memperoleh kebutuhan acara PMB Ketika butuh . Namun semuanya dijelaskan oleh pemilik tempat, Dan Ia pun berjanji akan memenuhi segalah kebuhan Selama 3 Hari PMB Dari tanggal 9 sampai 11 Agustus 2019 sesuai kesepakatan yang ditetapkan Panitia tersebut.

Carles yang buka perjumpaan dengan pemilik tempat itu,  Dan dia juga yang diakhiri dengan ucapan terimakasih kepada pemilik tempat itu sebelum Kami pulang. Diatas juga Kami dijamu dengan makan Siang Dan Kami cerita lepas apa yang Kami mau cerita. Disela-sela itulah Kami kebanyakan bertanya tentang Tujuan utama kepergian Kami itu, jelas ketua PMB (yance Emany ). 

Sunday, 2 June 2019

PERPANJANGAN DANA OTSUS


Jangan Membunuh Nasionalisme Papapua Dengan Perpanjangan Dana OTSUS.

Dana Otsus Tidak Menjamin  Rakyat Papua Untuk Hidup Mandiri dan Sejahtera Karena Sejak Berlakunya OTSUS Tahun 2001 Hingga Saat ini,  Dana OTSUS Hanya di Nikmati Oleh Elite Politik,  Birokrasi Pemerintahan,  Penguasa dan Segelintir Orang.

Mengapa Ada UU-OTSUS,  Tetapi:
1. Banyak Orang Asli Papua Selalu  dapat Tembak di Mana-mana.
2. Segala Kebijakan Selalu di kendalikan oleh Petinggi Negara di Jakarta.
3. Hak dan Nasib Hidup Rakyat akar Rumput Papua Selalu Di Bungkam oleh Elite Politk,  Birokrat dan Penguasa.
4. Banyak Orang Asli Papua Yang Masih Tertinggal,  Miskin,  dll,  pada Hal Dana Otsus Melimpah.
5. Hutan,  Emas,. Perak,. Batu, Pasir dan Minyak Bumi....  Sedang di Curi oleh Sang Koloni. 
6. SDM dan SDA papua Sangat Memprihatinkan.
7. Pembiaran Beredarnya Miras,  Togel,  Bar,  dan Beberapa tempat Hiburan yang Membuat Rakyat Papua Korban.
8.dll.

Di lihat dari beberapa kenyataan ini,  ada beberapa Pertanyaan, antara lain:
1. Apa Peran UU-OTSUS untuk  Melindungi Rakyat Papua dari Intimidasi,  Penindasan,  Penembakan dan Pembunuhan?
2. Berapa Kali Pemprov Papua-Papua Barat,  dan Kabupaten/ Kota Se-Tanah Papua,  Mengambil Kebijakan untuk Membangkitkan SDM dan SDA papua serta Keberpihakan terhadap Nasib Hidup Rakyat Papua?
3. Dari Dana OTSUS Berapa Banyak keluarga Miskin yang sudah Teratasi,  Beberapa Banyal Anak-anak Papua di Biaya, Berapa Banyak Pemabangunan yang di Bangun,  dll?
4. Tanah Papua saat ini Masalah Menumpuk (Masalah Pendidikan, Kesehatan,  Ekonomi,  Sosial, Budaya, Agama,  Penyebaran Seks Bebas,  Kriminalitas,  dll). 
Berapa Banyak masalah yang Pemerintah Sudah Atasi, Berlandaskan UU-OTSUS?

DANA OTSUS PAPUA
Hanya di Nikmati oleh Segelintir Orang,  Elite Politik,  Birokrat,  dan penguasa.

RAKYAT PAPUA
Hanya Meminta Kemerdekaan Papua.

Wednesday, 22 May 2019

KABAR DARI SEKJEN PBB TENTANG WEST PAPUA

KABAR GEMBIRA DARI SEKRETARIS JENDERAL PBB, MR. ANTONIO GUTERRES TENTANG WEST PAPUA
Peta Papua,  7 wilayah Adat


Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman

1. Pendahuluan

Pemerintah Republik Indonesia boleh saja  menipu/berbohong kepada komunitas internasional tentang persoalan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Negara selama 56 tahun sejak 1 Mei 1963. Selama lima dekade lebih komunitas internasional menyaksikan kebohongan-kebohongan pemerintah Indonesia di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahkan di forum-forum terhormat lain.

Seperti disampaikan H.Muhammad Jusuf Kalla wakil Presiden Republik Indonesia di forum PBB pada 27 September 2018 di New York Amerika Serikat.

"Ada Negara, ya kalau kita sebut di sini seperti Vanuatu, itu yang selalu munculkan isu yang tidak benar tentang pelanggaran HAM, tentang tidak sahnya bergabungnya Papua ke Indonesia, itukan melanggar prinsip-prinsip PBB itu sendiri."

Walaupun pemerintah Indonesia membela diri di forum PBB bahwa tidak ada pelanggaran HAM di West Papua,  bagi pemerintah Vanuatu  mempunyai keyakinan yang kokoh dengan bukti-bukti yang  kuat bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan pelanggaran berat HAM di West Papua dan melakukan proses pemusnahan Penduduk Asli Papua dengan sistematis, terstruktur dan masif.

2. Daud dan raja Goliat di forum PBB

Kita Suci orang Kristen, Alkitab bahkan dalam Kitab Suci orang Muslim, Al-Quran berbicara kisah si kecil Daud dan raja Goliat.

Vanuatu sebuah Negara kecil di kawasan Pasifik ini ibaratkan si Daud kecil sedang berhadapan dengan raja Goliat/raja Firaun Moderen Indonesia yang angkuh, sombong dan penipu.

Indonesia bagaikan raja Goliat/raja Firaun tampil dan mengatakan kepada si Daud kecil kepada Vanuatu:

"Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat? Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang" ( 1 Samuel 17:43-44).

Sementara Vanuatu sikecil Daud mengatakan kepada  Indonesia si raja Goliat:

"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tongkat dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu. Hari ini juga TUHAN menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel, Vanuatu, West Papua mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ( komunitas internasional, PBB, Indonesia) ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing (bukan dengan PENIPUAN/KEBOHONGAN). Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami" (1 Samuel 17:45-47).

Pemerintah Indonesia si raja Goliat yang angkuh dan sombong berbicara di komunitas global dengan berbasis kebohongan dan penipuan. Sementara pemerintah Vanuatu sikecil Daud menyampaikan kepada komunitas Internasional dengan cara yang elegan, santun, terhormat, simpatik, bermartabat berdasakan kebenaran data, fakta dan bukti.

Vanuatu sebuah Negara kecil di kawasan Pasifik mempunyai reputasi Internasional. Pada saat membela yang tertindas, ia bangsa yang terhormat di mata PBB. Contohnya: Waktu Timor Timur (sekarang: Timor Leste) berjuang di PBB, Negara Vanuatu adalah yang terdepan membela dan mendukung saudara-saudaranya di Timor Leste.

Hari ini, Negara yang sama dengan reputasi Internasionalnya mengijinkan saudara-saudara serumpun/ satu ras, satu etnis Melanesia di West Papua untuk duduk disayapnya dan terbangkan West Papua ke MSG, ke PIF, ke ACP dan ke PBB, bahkan pada Sabtu, 18 Mei 2019 mendapat kunjungan kehormatan sahabat lama pemerintah Vanuatu yang bersama-sama bahu-membahu pernah berjuang nasib Timor Leste untuk merdeka dari Indonesia di Forum PBB, tidak lain ialah Mr. Antonio Guterres adalah Sekretaris Jenderal PBB saat ini.

 3. Sekjend PBB Mr. Antonio Guterres bersuara tentang West Papua.

Pada saat Mr. Antiono Guterres mengadakan kunjungan ke Vanuatu, salah satu keprihatinan Sekjend PBB ialah persoalan pelanggaran berat HAM di West Papua.  Sekjend PBB akan mendesak Indonesia untuk deledasi PBB berkunjung ke West Papua. 

Kepada SBS News, Mr. Guterres menegaskan keprihatinannya tentang kejahatan kemanusiaan di West Papua. Daily Post-VMM-Vanuatu Media pada 20 Mei 2019 melaporkan:

"Mr Antonio Guterres gave little more than lip-service to West Papua and  other concerns, but he spoke passionately about the energing climate emergency."

Artinya Mr. Antonio Guterres memberikan perhatian lebih sedikit daripada basah-basih/omongan belaka dan keprihatinan lainnya, tetapi ia berbicara lebih dalam tentang bahaya perubahan iklim."

4. Kesimpulannya

Persoalan kemanusiaan, ketidakadilan, kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah Indonesia selama 56 tahun, pemusnahan etnis Orang Asli Papua, peminggiran (marginalisasi) OAP, perampasan tanah Penduduk Asli Papua, perampasan hak politik OAP dan operasi militer Indonesia di Nduga sudah menjadi persoalan komunitas internasional. Dengan kata lain, masalah West Papua menjadi persoalan PBB.

Karena itu, Pemerintah Republik Indonesia segera dan tanpa syarat mengadakan perundingan politik antara RI-ULMWP yang dimediasi PBB.

Doa dan harapan penulis, tulisan singkat ini menjadi berkat bagi Anda yang membacanya.

Ita Wakhu Purom, 22 Mei 2019.

Penulis: 1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua.
2. Ketua Seminari Baptis NORMSHED Ita Wakhu Purom.

Tuesday, 21 May 2019

IBADAH SYUKURAN WISUDAWAN/Ti TAHUN 2019

    Foto bersama setelah Ibadah syukuran wisuda
Pada tanggal 21 mei 2019 keluarga Besar IMP SUMUT melaksnakan acara Ibadah syukuran atas wisudawan-wisudawati anggota IMP SUMUT Medan. Wisuda USU pada bulan Mei ini, telah wisudah saudara Niko Bayage, S. Agr dari fakultas pertanian dengan gelar S. Agr,  dan saudari Sila Hisage, S. Ked dari fakultas kedokteran dengan gelar S. Ked di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Cara syukuran wisuda dengan Thema "bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi ku katakan bersukacitalah! " (Filipi 4:4). Acara ibadah syukuran wisuda tersebut dipimpin oleh Hamba Tuhan, Pendeta Matius Suharyono, S. Th. Acara tersebut diakhiri dengan kata-kata sambutan,  foto bersama,  salam-salaman dan makan bersama.

Acara syukuran wisuda kedua mahasiswa tersebut disertai dengan Acara Bakar Batu di Asrama Putra USU seperti biasanya. Ketua panitia acara syukuran wisuda Nani Wariensi menjelaskan bahwa acara syukuran wisuda tersebut kami sudah bentuk panitia, dan kami sudah mulai bergerak sejak hari sabtu,  tiga hari sebelum wisuda.
Suasana pergi angkat Ekina
                   
Nani juga menjelaskan kepada dimibeupost bahwa mereka sudah kumpulkan batu,  kayu,  dan daun dari jauh sebelum hari H tibah,  biar pada hari H nya tinggal belanja sayur, ubi,  dan bumbu-bumbu lainnya hingga tinggal Eksekusikan potong babi tersebut.  Kami juga sediakan daging Ayam seperti acara-acara biasanya bagi kawan-kawan kita yang muslim,  ditambakan Nani selaku ketua panitianya.

Sementara Marlin Seseray, sala satu anggota panitia yang kuliah pada fakultas keperawatan USU itu menyatakan bahwa kami bakar batu 2 ekor babi sehingga pekerjaan agak berat, tapi kekompakan kami yang membuat ringan dan berjalan lancar. Saya sangat salut juga ketiga orang Tua kami yang datang dari Papua, yang selalu bersama kami dalam acara syukuran wisuda ini,  baik dalam bakar batu,  ibadah,  dan juga mereka selalu memotivasi kami selama ini, Seseray itu menjelaskan.
Suasana diskusi dengan orang Tua

Maryam sikora selaku Sekertaris Jenderal Komunitas Mahasiswa Papua Se-sumatera (SEKJEN KOMPASS) menyatakan bahwa semoga dengan kesuksesan dan Gelar yang diperoleh ini dapat bermamfaat dan momotivasi bagi KOMPASS, sehingga semua Keluarga Besar KOMPASS dari Banda Aceh sampai dengan kota study Bandar Lampung juga kuliah dengan baik sehingga semuanya sukses. Sikora juga bangga karena Sila Hisage S. Ked adalah saudari seangkatan yang wisuda,  ungkapnya. Pada saat kata sambutan itu librex Mandurun selaku wakil ketua Ikatan Mahasiswa papua Sumatera Utara (IMP SUMUT)  menyampaikan selamat sukses dan selamat memperoleh Gelar sarjana oleh kedua saudara/i kami, semoga harapan kami keluarga Besar IMP SUMUT pulang ke Papua dan bangun Tanah dan masyarakat Papua dengan Ilmu yang diperoleh ini. Mari kita yang lain juga belajar dengan sabar dan serius agar kita sukses dan pulang Papua untuk membangun,  Mandurun itu mengajaknya.

Orang Tua wisudawan /Ti pun mengucapkan Terimakasih banyak atas kerja sama yang luar biasa hingga sukseskan acara syukuran ini,  kami berharap kekompakan dan kesatuan ini terus jaga,  kuliah dengan baik, hingga pulang dengan berhasil. Ikuti pergaulan yang positif,  ingat pengorbanan orang Tua untuk biaya pendidikan ini. Semoga harapannya adik-adik bisah menghapus air mata orang tua dan bahagiakan orang tua dan keluarga pada khususnya dan Tanah Papua pada Umumnya, Bapak Murid itu menasehatinya.
Spanduk Acara Ibadah Syuran

Monday, 20 May 2019

FAKTA DAN BENTUK KEJAHATAN KEMANUSIAAN DI PAPUA



Foto bersama adik-adik suku Kamoro
Di pelabuhan pomako,  mimika, Papua
Fakta Genosida
Pelan dan pasti rakyat Papua ada dalam kepunahan, "terancam" akibat dari bossnya kebijakan pemerintah di Tanah Papua selama 53 Tahun. Dalam kurung waktu tersebut, sejak 1 Mei 1963-2015, telah tercatat sedikitnya 12 Operasi tumpas dilakukan oleh militer  Indonesia terhadap rakyat Papua. Operasi di Papua dimulai sejak era Presiden Soekarno sampai Soeharto, Provinsi Papua dijadikan Daerah Operasi Militer  (DOM), sehingga beberapa kali terjadi Operasi militer dibawah angkatan Bersenjata Republik Indonesia  (APRI), sekarang disebut Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada 1 Mei 1963 pemerintah menempatkan TNI dalam jumlah besar di seluruh Tanah Papua untuk melakukan operasi militer besar-besaran, yang memakan korban rakyat Papua dalam jumlah begitu besar.

Serangkaian operasi militer di Papua antara lain;
1. Operasi Sadar (1965-1967)
2. Operasi Bhratayuda (1967-1969
3. Operasi Wibawa (1967-1969)
4. Operasi Pamungkas (1969-1971)
5. Operasi Militer kabupaten Jayawijaya (1977)
6. Operasi Sapu Bersih II & II (1981)
7. Operasi Galang I & II (1982)
8. Operasi Tumpas (1983-1984)
9. Operasi Sapu Bersih (1985)
10. Operasi Militer di Mampeduma (1996).

Selanjutnya operasi militer melahirkan tragedi kemanusiaan, dikenal dengan;
1. Peristiwa Biak Bendara (1998)
2. Peristiwa Abepura Berdara & Peristiwa Wamena Berdara (2000)

Di Era Otonomi Khusus (Otsus) Papua pun masih terjadi banyak peristiwa pelangaran HAM di Papua;
1. Peristiwa Wasior Berdara (2001)
2. Peristiwa Wamena Berdara (2003)
3. Operasi Militer di Puncak Jaya (2004)
4. Peristiwa Uncen Berdara (2006)
5. Peristiwa Paniai Berdara (2014)
6. Operasi Militer di Ndugama (2018)
7. Dan Banyak Peristiwa Pelanggaran HAM  saya tidak sebut satu persatu.

Pada 1960-an hingga akhir 1990-an masih terlihat secara fisik dimana pembunuhan terhadap orang Papua melalui operasi tumpas, Pembunuhan secara langsung. Akan tetapi memasuki tahun 2001 pola tersebut terjadi melalui sistem dan kebijakan. Misalnya program transmingrasi, program keluarga berencana, pemasokan minuman keras dalam jumlah yang besar ke Papua.

Di Papua, Konsumsi alkohol bisa berdampak pada kematian. Selain alkohol, racun makan menjadi kasus mematikan bagi orang asli Papua, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, bencana kelaparan dan penyakit HIV/AIDS merupakan penyebab dan kondisi yang menekan angka pertumbuhan penduduk asli Papua dan mengancam populasi orang Papua.

By.  Aping
Pelabuhan pomako,  Timika,  Papua.
Senin,  20/05/19

Sunday, 19 May 2019

ARTI ANGKAT TANGAN KIRI SEBAGAI SIMBOL PERLAWANAN


Seringkali orang selalu bertanya, Mengapa aktifis Papua merdeka itu selalu mengajak rakyatnya untuk mengangkat tangan kiri? Alasannya jelas! Bahwa

Angkat tangan kiri merupakan simbol perlawanan kita terhadap lawan dalam hal ini adalah kapitalisme NKRI. yang tak henti hentinya terus menindas rakyat dari berbagai aspek kehidupan atas bumi cendrawasih. Maka untuk mu generasi muda papua masa kini yang adalah insan2 penerus bangsa papua barat, "JANGAN TINGGAL DIAM". SEBAB BANGSAMU SAAT INI SEDANG MENUJU GERBANG KEPUNAHAN. sehingga Rapatkan barisan lawan para penjajah. Ya....! Penjajah adalah musu kita bersama.

Perjuangan Papua merdeka akan membuktikan kepada mata dunia bahwa kemerdekaan yang sesungguhnya adalah perjuangan yang bermartabat, terhormat, dan terstruktur, yg dilakukan oleh rakyat dan bangsa Papua barat saat ini. Sobat kobarkan semangat juangmu sampai titik darah penghabisan.

Bangsa ini bangsa yang besar, kita bukan bangsa Viodal yang harus tunduk dan angkat hormat kepada para penjajah. Penjajah harus lawan karena visinya penjajah hanya untuk memusnahkan dan membawa malapetaka besar atas negeri ini.
"Kriting rambut, hitam kulit satu papua"
GASSSS TERUSSSS

By. Elius Passe, S. Pt.

LAPORAN KEGIATAN KOMPASS PEDULI SEMEN


Selamat pagi untuk kita semua. Saya mewakili keluarga besar komunitas mahasiswa papua se-sumatera (kompass) tidak lupa mengucapkan TERIMAKASIH BANYAK kepada semua pihak yang membantu, mendukung (dalam tenaga, pikiran, dan doa), dan memotivasi dalam menyukseskan aksi kemanusiaan kompass peduli semen ini,  mulai dari hari Rabu, 20 maret 2019 sampai hari ini sudah serahkan bantuan kebutuhan setiap posko pengungsian banjir bandang dan longsor Sentani maupun Ndugama.Barang bantuan 1 ton pakaian bekas layak pakai,  obat-obatan,  dan sembako akan di bagikan kembali setelah barang tersebut sudah tiba di sentani. Barang kami sudah kirimkan dari medan ke papua lewat air cules dari lanud suwondo polonia,  tapi saat ini masih macet di jakarta timur di lanud halim. Pakaian bekas dan obat-obatan 74 kg masih di tampung di rumah sara stefani monim di pasar lama sentani tersebut. Saya secara pribadi juga tak lupa ucapkan terimakaaih banyak kepada saya punya besar thresia Anofa yang membantu mengordinir/penggerak lapangan sehingga akhirnya semua terlana dan berjalan dengan baik tanpa sia-sia apapun (meman tante orang hebat). Saya tak lupa ucapkan terimakasih juga kepada semua keluarga besar komunitas mahasiswa papua se-sumatera (kompass) dari banda Aceh-Bandar Lampung yang memberikan kepercayaan dan mengutus saya sebagai kordinator lapangan untuk memberikan bantuan kompass peduli semen ini. Saya memupuk kepercayaan itu dengan baik hingga selesainya kegiatan aksi kemanusiaan kompass peduli semen ini,  tapi bila saya secara sengaja maupun tidak sengaja salah langkah, arah,  dan tujuan kita SAYA MINTA MAAFKAN. (LPJ mengenai kegiatan ini akan menyusul)
ucapan terimakasih juga kepada semua pihak yang mensupport baik dari yayasan,  gereja,  organisasi kemahasiswaan,  maupun dari media,  sangat luar luar biasa; inilah semampi kami untuk sapaikan rasa kepeduliaan semua pihak kepada parah pengungsiaan korban banjir bandang dan longsor di sentani,  serta korban politik ideologi di Ndugama.
Kami keluarga besar komunitas mahasiswa papua juga MEMINTA MAAF yang sebesar-besarnya, apa bila dalam kegiatan ini salah kata,  tingkah,  maupun salah langkah. Semoga harapan kami untuk membantu sedikit kebutuhan parah pengungsi setiap posko ini, dan kami berharap agar air cepat surut di sentani,  dan akar persoalan masalah ideologi papua merdeka di Ndugama dapat di selesaikan dengan cepat oleh kaum-kaum berdasi/pihak-pihak terkait (Terutama pihak pemerintahan). Dimana dinas sosial provinsi Papua?   Jangan lihat masalah dari daunnya tapi mari lihat masalah dari akarnya. Akar masalah dari sentani adalah mereka butuh tenah dan Rumah (tempat tinggal yang layak) bukan bamak,  sembako, obat-obatan dan lainnya. Di di Ndugama mereka tidak butuh bamak, sembako,  pakean bekas,  obata-obatan ataupun rumah/tempat tinggal layak, tapi mereka butuh masalah politik ideologi papua merdeka ini diselesaikan dengan baik dan cepat,  sebab mereka menuntut hak mereka (papua merdeka). Artinya mereka minta ikan jangan kasih ular.
Demikian ucapak terimakasih, maaf,  dan harapan kami,  semoga selaluh aman dan damai di bumi papua ini.
Selamat pagi dan selamat beraktifitas.
Baca di media juga:

https://reportasepapua.com/kompass-berhasil-galangkan-dana-bagi-korban-banjir-bandang-sentani-sebesar-rp-100-juta/

https://www.pasificpos.com/item/33981-kompass-berhasil-galang-dana-bagi-korban-banjir-sentani-sebesar-rp-100-juta

http://suarameepago.com/2019/05/01/1805/


https://jelatanp.com/2019/04/30/kompass-berikan-bantuan-bencana-sentai-merauke-dan-nduga-4/

https://go.shr.lc/2VcK5nG

http://suarameepago.com/2019/05/01/1805/

https://kabarmapegaa.com/Artikel/Baca/kompass_salurkan_bantuan_untuk_korban_banjir_di_sentani.html


Video saat survei:
https://www.youtube.com/watch?v=_Agj043sa_k&feature=share

https://www.youtube.com/watch?v=gbSUvHJMKH4&feature=share


By.  Apin Goo
Tanah kelahiran:
 Waena P2. Kamis, 2 juli 2019

Friday, 4 January 2019

Pakai koteka perdana, merayakan Natal HIMAPA Aceh sumatera

foto bersama Adik Agus Tebai, Mahasiswa kompass yang pakai koteka perdana, di Sumatera.
      Natal merupakan hari raya yang dirayakan bagi umat kristiani sebagai hari kelahirang Sang penyelamat. Pada hari raya Natal tahun 2018 lalu, perwakilan Keluarga besar IMP SUMUT berangkat ke Kota Bengkulu untuk mengikuti Natal Komunitas Mahasiswa Papua Se-Sumatera (KOMPASS) yang diprogramkan oleh BPH KOMPASS dan setiap tahun dirayakan bersama sebagai Tradisi.

     Setelah pulang dari Bengkulu beberapa warga IMP SUMUT, bersama Abang Penos Belau (Mantan ketua Imapa Bengkulu juga pendiri ikatan Bengkulu) mengantarkan Abang siur, Alias Opung Banda Aceh ke kota studinya. Selain mengantarkan opung Siur, rombongan juga merencanakan harus lihat kilo Meter 0 Indonesia, Sabang; dan ikut Natal HIMPA Aceh. Untuk mewujudkan misi, rombongan langsung turun dari bus gas ke Sabang, satu hari disana dan besoknya tanggal 29 desember ikut Natal HIMAPA Aceh. Pagi tanggal 29 desember itu juga tidak merasa lelah rombongan memasuki Museum Tsunami Banda Aceh yang terjadi tahun 2004 lalu itu. Disana Apin Goo menangis ketika baca puisi ibu yang tersimpang di Museum Tsunami itu hahahhaahaha.
Ketika sore itula Penulis melihat seorang mahasiswa papua di Banda Aceh atas nama Agus Tebai asal kabupaten Dogiyai yang semangatnya luar biasa hingga pakai koteka sebelum berangkat dari asrama Unsya Banda Aceh. Agus siap berangkat memakai koteka ke tempat ibadah, tetapi beberapa teman-temannya menguruh dia buka koteka dan pakai baju sepanjang perjalanan dan dari gereja pakai koteka lagi; hal tersebut mengingat Banda Aceh adalah mayoritas Muslim sehingga menjaga pandangan warga Aceh.

     Setibanya di gereja Agus pakai koteka kembali dan ikut ibadah perayaan natal dari awal sampai akhir. Agus juga tampil drama dengan kawan-kawan lain dengan busana koteka yang lengkap. sampai ada beberapa orang salah persepsi negatif dan bertanya tanya " ini siapa yang pake koteka? ini bukan Papua? siapa yang suruh dia pake? dan lainnya". Ahh itu pakaian tradisi kita dan budaya kita, kita harus jaga dan memelihara, kita bisah salahkan adik laki-laki dia kecuali dia pake saat tidak ada acara dan dia jalan-jalan berkeliaran dijalan disana" Pintah Frans Amnam ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan yang dibagun itu.

     Penulis secara pribadi sangat bangga dengan Agus tebai yang memakai koteka pada saat natal HIMAPA Aceh. Natal tahun 2017 pada saat perayaan natal IMP SUMUT penulis memutuskan untuk memakai koteka untuk mengikuti perayaan natal, tapi beberapa senior membatasi juga niat saya sehingga tidak jadi pakai koteka waktu itu. saya hanya bilang waktu itu semua jenis alat dan bahan tradisional Papua itu tidak usa pake kalau begitu. Itu hanya cerita.

     Mari kita jaga, merawat, memelihara dan mengembangkan adat dan budaya/tradisi yang hampir mau hilang ditengah gelombang dunia milenial ini.


Foto bersama rombongan kompass di kilo meter 0 Indonesia, Sabang.

PANITIA PMB TAHUN 2019 BAYAR UANG MUKA SEWA TEMPAT

Foto bersama pemilik Tempat, sembahe bawa (dijamu dengan makanan)  Hari Senin,  3 juni 2019 Panitia PMB tahun 2019 berkunjung untuk memb...